top
down

SHODAQOH, HIDUP LEBIH MUDAH MURAH BERLIMPAH BERKAH

Diposting oleh Tarbiyatun Nisaa - Selasa, 24 Januari 2017, 15.13 Kategori: - Komentar: 4 komentar

 ما نقصت مال عبد من صدقة بل يزداد بل يزداد بل يزداد
"Tidak akan berkurang harta sedikitpun karena sedekah, bahkan ia akan terus bertambah, bahkan ia bertambah, bahkan ia bertambah”



The Miracle of Giving
Walaupun sudah banyak postingan sejenis, namun tidak ada salahnya untuk direpost kembali, mengingat betapa agung dan mulianya SHODAQOH. Shadaqoh secara harfiyah bermakna membenarkan, menyetujui dan mengetahui. Sedangkan secara istilah mengandung makna memberikan sesuatu yang berharga, apapun jenis dan berapapun jumlahnya, kepada orang lain, secara ikhlas dan sukarela, tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan jumlah tertentu,  sebagai tanda keyakinan dan kesungguhan hati akan kebenaran dan keutamaannya, bahwa Allah SWT akan mengganti bahkan menambah keberkahan harta yang dimilikinya. 

Pernahkan anda mendengar kisah tentang seorang yang asalnya kaya, tiba-tiba jatuh miskin karena rajin bershodaqoh? Ataukah sebaliknya, seorang justru semakin kaya, makmur dan bahagia, karena rajin bershadaqoh?  Atau, ingatkah kita Kisah “Aisyah, istri Rasullulah, yang memberikan dua buah roti kepada dua orang pengemis, padahal roti itu yang tersisa untuk buka puasanya? Dimana yang terjadi selanjutnya, ALLAH menggantikan pemberian itu dengan kambing bakar yang di atasnya terdapat roti yang diantar oleh seorang tetangganya. Padahal, tetangga tersebut belum pernah memberi hadiah apapun sebelumnya.
Dalam Al- Quran, kita tahu tentang janji ALLAH yang akan melipatgandakan Shodaqoh kita dengan 700x lipat dari apa yang kita shodaqohkan (QS. AL -Baqaroh : 261). Pada kenyataannya, ternyata banyak manfaat lain shodaqoh. Diantaranya, dapat menyelamatkan si pemberi dari kejadian buruk. Selain itu, Atas izin ALLAH, shodaqoh juga ampuh untuk menyembuhkan penyakit si pemberi. Kisah berikut buktinya.

Kisah Pertama
Adalah Muhammad bin Wadhoh, seorang imam, hafizh, dan ahli hadist. Beliau adalah budak dari penguasa Andalusia. Waro’, zuhud, sabar dalam menyebarkan ilmu serta jauh dari perbuataan maksiat adalah hal lain yang diketahui dari dirinya. Suatu ketika beliau sedang asyik berbincang dengan tamunya, datang seseorang membawa kabar tentang anak beliau yang di tabrak dan dilindas gerobak. Tetapi ia tidka begitu peduli dengan berita buruk itu.
bahkan beliau mengambil bukunya dan meminta seorang qori’ untuk memanjangkan bacaannya. Tak lama seorang lelaki datang menepis berita buruk tadi mengabarkan, “bergembiralah wahai Abu Abdillah, Alhamdulliah anak anda selamat, Roda gerobak itu hanya menyerempet bajunya hingga ia terjatuh, namun ia tak sampai cedera’, jelas si pembawa berita.

Maka Muhammad bin Wadhoh menjawab” Alhmadulliah, aku yakin akan hal itu, karena hari ini aku melihat anakku memberikan uang recehan kepada seorang miskin, jadi aku tahu tidak akan ada suatu keburukan pun yang akan menimpanya siang ini. Lalu ia mengutip hadist : ‘sesungguhnya ALLAH akan menolak kematian yang buruk atas seseorang karena shodaqoh yang di keluarkannya “.

Kisah Kedua
Kisah lain menyangkut seorang laki-laki yang datang kepada Ibnu Mubarok dan bertanya tentang solusi atas luka bernanah yang keluar dari lututnya sejak tujuh tahun yang lalu. ia sudah mengobati lukanya dengan berbagai jenis obat, namun kesembuhan masih enggan menyapanya. Maka Ibnu Mubarok memberikan solusi cerdas yang sulit dicerna oleh akal jika kita memakai logika saja. “Pulanglah, lalu galilah sumur di tempat orang orang yang membutuhkan air. Sesungguhnya aku berharap akan keluar mata air di sana dan darah nanahmu akan berhenti”. Apa hubungannya shodaqoh dengan kesembuhan lukanya? Simak apa kata Rasullulah,  “Obatilah yang sakit diantara kalian dengan shodaqoh, lindungilah harta kalian dengan zakat, dan bersiaplah menghadapi cobaan dengan doa (HR. Al-Baihaqi). Selanjutnya lelaki itu melaksanakan perintah Ibnu Mubarok, dan ia pun sembuh. Subhanallah. (Kisah ini dikutip dari Shahih At-Targhib)

Kisah Ketiga
Ada seseorang yang diserang penyakit kanker. Dia sudah keliling dunia untuk mengobati penyakitnya, tetapi belum memperoleh kesembuhan. Akhirnya dia pun bershadaqah kepada seorang ibu yang memelihara anak yatim, maka melalui hal itu Allah SWT menyembuhkan dia.

Kisah Keempat
Kisah ini langsung diceritakan oleh orang yang mengalaminya kepada Syaikh Sulaiman Bin Abdul Karim Al-Mufarrij, Dia berkata kepada beliau, “Saya mem-punyai seorang putri balita yang menderita suatu penyakit di sekitar tenggorokannya. Saya telah keluar masuk ke beberapa rumah sakit dan sudah konsultasi dengan banyak dokter, namun tidak ada hasil apa pun yang dirasakan. Sedangkan penyakit putriku tersebut semakin memburuk, bahkan untuk menghadapi penyakitnya tersebut, hampir-hampir saya  jatuh sakit dan perhatian seluruh anggota keluarga tersita untuk mengurusinya. Dan yang bisa kami lakukan hanya memberikan obat untuk mengurangi rasa sakitnya saja. Kalaulah bukan karena rahmat Allah SWT rasa-rasanya kami sudah putus asa olehnya.

Namun apa yang di angan-angankan itu pun datang dan terkuaklah pintu kesulitan yang kami alami selama ini.

Suatu hari, ada seorang yang shalih menghubungiku lewat telephon lalu menyampaikan hadits Rasulullah SAW,  “Obatilah orang-orang yang sakit di antara kalian dengan bershadaqah.” Saya katakan kepada orang shalih tersebut, sungguh saya sudah banyak bershodaqoh! Lalu kata beliau kepadaku, “Bershadaqahlah kali ini dengan niat agar Allah SWT menyembuhkan putrimu. Mendengar hal itu saya langsung mengeluarkan shadaqah yang sangat sederhana kepada seseorang yang fakir, namun belum ada perobahan pada putriku. Lalu hal itu saya sampaikan kepada orang shalih tersebut. Dia pun mengatakan kepada saya, “Anda adalah orang yang banyak dapat nikmat dan punya banyak harta. Cobalah engkau bershadaqah dalam jumlah yang lebih banyak.” 

Setelah mendengar itu, maka saya pun mengisi mobil saya sepenuh-penuhnya dengan beras, lauk pauk, dan bahan makanan lainnya, lalu saya bagi-bagikan langsung kepada orang-orang yang membutuhkannya, sehingga mereka sangat senang menerimanya. Dan demi Allah (saya bersumpah) saya tidak akan lupa selama-lamanya, ketika shadaqah tersebut selesai saya bagi-bagikan, Alhamdulillah putriku yang sedang sakit tersebut sembuh dengan sempurna. Maka saat itu saya pun meyakini bahwa di antara sebab-sebab syar’i yang paling utama untuk meraih kesembuhan adalah shadaqah. Dan sekarang atas berkat karunia dari Allah SWT putriku tersebut telah tiga tahun tidak mengalami sakit apa pun. Mulai saat itulah saya banyak-banyak mengeluarkan shodaqoh terutama mewakafkan harta saya pada hal-hal yang baik, dan (Alhamdulillah) setiap hari saya merasakan nikmat dan kesehatan pada diri saya sendiri maupun pada keluarga saya serta saya juga merasakan keberkahan pada harta saya. 

Ada banyak rahasia agung yang tersimpan dalam shodaqoh, ibarat mutiara yang tersimpan rapi dalam cangkang sebuah kerang yang kita tidak pernah tahu kemuliaan apa yang kita pancarkan. Walaupun kadang logika menolak! namun, itulah ajaibnya shodaqoh, memberi dua manfaat sekaligus. Untuk orang yang kita beri dan juga Insya ALLAH manfaat untuk kita sendiri. Wallahua’lam.

Kisah Nyata Keajaiban Sedekah, Diganti 1000 Kali Lipat


Kisah nyata ini terjadi di Jawa Tengah. Hari itu, seorang lelaki tengah mengengkol vespanya. Tapi tak kunjung bunyi. “Jangan-jangan bensinnya habis,” pikirnya. Ia pun kemudian memiringkan vespanya. Alhamdulillah... vespa itu bisa distarter.

“Bensin hampir habis. Langsung ke pengajian atau beli bensin dulu ya? Kalau beli bensin kudu muter ke belakang, padahal pengajiannya di depan sana,” demikian kira-kira kata hati lelaki itu. Ke mana arah vespanya? Ia arahkan ke pengajian. “Habis ngaji baru beli bensin.”

Ma naqashat maalu ‘abdin min shadaqah, bal yazdad, bal yazdad, bal yazdad. Tidak akan berkurang harta karena sedekah, bahkan ia akan bertambah, bahkan ia bertambah, bahkan ia bertambah,” kata Sang Kyai di pengajian itu, yang ternyata membahas sedekah.

Setelah menerangkan tentang keutamaan sedekah, Sang Kyai mengajak hadirin untuk bersedekah. Lelaki yang membawa vespa itu ingin bersedekah juga, tetapi uangnya tinggal lima ribu rupiah. Uang segitu, di zaman itu, hanya cukup untuk membeli bensin setengah liter.

Syetan mulai membisikkan ketakutan kepada lelaki itu, “Itu uang buat beli bensin. Kalo kamu pakai sedekah, kamu tidak bisa beli bensin. Motormu mogok, kamu mendorong. Malu. Capek.”

Sempat ragu sesaat, namun lelaki itu kemudian menyempurnakan niatnya. “Uang ini sudah terlanjur tercabut, masa dimasukkan lagi? Kalaupun harus mendorong motor, tidak masalah!”

Pengajian selesai. Lelaki itu pun pulang. Di tengah jalan, sekitar 200 meter dari tempat pengajian vespanya berhenti. Benar saja, bensinnya benar-benar habis.

“Nah, benar kan. Kalo kamu tadi tidak sedekah, kamu bisa beli bensin dan tidak perlu mendorong motor,” syetan kembali menggoda, kali ini supaya pelaku sedekah menyesali perbuatannya.

Tapi subhanallah, orang ini hebat. “Mungkin emang sudah waktunya ngedorong.” Meski demikian, matanya berkaca-kaca, “Enggak enak jadi orang susah, baru sedekah lima ribu saja sudah dorong motor.”

Baru sepuluh langkah ia mendorong motor, tiba-tiba sebuah mobil kijang berhenti setelah mendahuluinya. Kijang itu kemudian mundur.

“Kenapa, Mas, motornya didorong?” tanya pengemudi Kijang, yang ternyata teman lamanya.
“Bensinnya habis,” jawab lelaki itu.
“Yo wis, minggir saja. Vespanya diparkir. Ayo ikut aku, kita beli bensin.”

Sesampainya di pom bensin, temannya membeli air minum botol. Setelah airnya diminum, botolnya diisi bensin. Satu liter. Subhanallah, sedekah lelaki itu kini dikembalikan Allah dua kali lipat.

“Kamu beruntung ya” kata sang teman kepada lelaki itu, begitu keduanya kembali naik Kijang.
“Untung apaan?”
“Kita menikah di tahun yang sama, tapi sampeyan sudah punya 3 anak, saya belum”
“Saya pikir situ yang untung. Situ punya Kijang, saya Cuma punya vespa”
“Hmm...... mau, anak ditukar Kijang?”
Mereka ngobrol banyak, tentang kesusahan masing-masing. Rupanya, sang teman lama itu simpati dengan kondisi si pemilik vespa.

Begitu sampai... “Mas, saya enggak turun ya,” kata pemilik Kijang. Lalu ia merogoh kantongnya mengeluarkan sebuah amplop.

“Mas, titip ya, bilang ke istrimu, doakan kami supaya punya anak seperti sampeyan. Jangan dilihat di sini isinya, saya juga belum tahu isinya berapa,” bonus dari perusahaan itu memang belum dibukanya.

Sesampainya di rumah. Betapa terkejutnya lelaki pemilik Vespa itu. Amplop pemberian temannya itu isinya satu juta rupiah. Berlipat-lipat dari sedekah yang baru saja dikeluarkannya.

Sungguh benar firman Allah, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 261).

[Kisah Nyata Keajaiban Sedekah ini disarikan dari Buku “Kun Fayakun 2” karya Ust. Yusuf Mansur]

Referensi:
Dari berbagai sumber online

YAYASAN WAKAF TARBIYATUN NISAA BOGOR, bergerak di bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan, siap  kembali menampung, menghimpun dan menyalurkan INFAQ, SHADAQOH, ZAKAT, WAKAF Bapak/Ibu/Sdr/Sdri. Pemberian bisa dilakukan dengan cara: 
a. Transfer melalui rekening bankan 
b. Diberikan langsung ke tempat kami
d. Atau petugas kami yang menghubungi
Teriring doa dari kami, mudah-mudahan segala bentuk pemberian, apapun jenis dan berapapun jumlahnya, akan menambah keberkahan harta yang dimiliki dan mendapat balasan Allah SWT dalam bentuk kemudahan, kemurahan dan keberlimpahan. Amin Ya Rabbal 'Alamin....

4 komentar:

  1. kunjungan gan .,.
    bagi" motivasi
    kegagalan bukanlah akhir .,.
    kesuksesan juga bukan akhir .,.
    tapi proses merupakan cerminan akhir .,.
    di tunggu kunjungan blik.na gan.,

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. syukran atas materi yang telah disediakannya. tarbiatunnisa yang kearah bantar kambing kan??
    ana sering lewat tempat ini.

    BalasHapus