top
down

DAHSYATNYA ISTIGHFAR (THE POWER OF ISTIGHFAR)

Diposting oleh Tarbiyatun Nisaa - Selasa, 18 Februari 2014, 10.46 Kategori: - Komentar: 3 komentar

Walaupun banyak postingan sejenis, namun tidak ada salahnya untuk direpost kembali.Mengingat betapa penting, istimewa dan dahsyatnya Ucapan Istighfar. Ucapan sederhana, mudah dilantunkan, tetapi kalau diniati tulus, ikhlas, serta benar-benar berpasrah kepada Nya, maka ia akan menjadi ucapan pengubah dan perubah terhadap beragam kesulitan hidup yang dialami atau dihadapi seseorang. Berikut beberapa kisah yang berkaitan dengan DAHSYATNYA ISTIGHFAR. 

Ibnu Shubaih,  bercerita:
Seorang lelaki mengadukan musim paceklik kepada Imam Al-Hasan Al-Bashri, maka beliau berkata kepadanya: Beristighfarlah kepada Allah!
Sedangkan lelaki kedua mengeluhkan kefakiran kepada beliau, dan beliaupun menasehatinya: Bersitighfarlah kepada Allah!
Lalu orang ketiga datang kepada beliau seraya berkata: Tolong doakan saya, agar Allah mengkaruniakan anak kepada saya.
Dan beliaupun tetap menganjurkannya dengan berkata: Beristighfarlah kepada Allah!

Sampai kepada orang keempat yang mengadukan kekeringan kebunnya, beliau tetap tidak berubah dengan nasehatnya: Beristighfarlah kepada Allah!
Sehingga kamipun menanyakan hal itu kepada beliau (mengapa nasehatnya kepada semua dengan kepentingan yang berbeda-beda hanya istighfar saja?).


Beliau lalu menjawab: Aku justru tidak berkata apapun dari pendapatku sendiri. Melainkan Allah-lah Yang Berfirman dalam surah Nuh (yang artinya): “Maka aku (Nabi Nuh as.) katakan kepada mereka: ‘Beristighfarlah kepada Tuhanmu, – sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun – , niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anak bagimu, serta mengadakan untukmu kebun-kebun, dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai” (QS. Nuh: 10 – 12).
Rasulullah SAW. juga bersabda (yang artinya): “Barangsiapa tak henti beristighfar, niscaya Allah akan mengadakan baginya untuk setiap himpitan hidup solusi dan jalan keluar, untuk setiap kepedihan perlepasan dan kebebasan, serta memberinya rezeki secara tidak terduga” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas ra.).

Do’a Yang Selalu Terkabul

Dikisahkan bahwa, sekali waktu Imam Ahmad bin Hambal rahimahullah bepergian untuk suatu keperluan sampai kemalaman di sebuah kampung. Karena tidak ingin merepotkan siapapun, beliaupun mampir ke sebuah masjid kecil untuk shalat sekaligus berniat bermalam di sana.

Seusai shalat dan ketika hendak merebahkan tubuh tua beliau, sekedar melepaskan sedikit kepenatan malam itu, tiba-tiba sang penjaga masjid datang dan melarang beliau tidur di dalamnya. Sang penjaga tidak mengetahui bahwa, yang dihadapainya adalah seorang ulama besar. Sementara Imam Ahmad juga tidak ingin memperkenalkan diri kepadanya. Beliau langsung keluar dan berpindah ke teras masjid dengan niat beristirahat disana. Namun sang penjaga tetap saja mengusir beliau secara kasar dan bahkan sampai menarik beliau ke jalanan.
Tapi taqdir Allah, tepat saat Imam Ahmad sedang kebingungan di jalan itu, melintaslah seseorang,  yang ternyata berprofesi sebagai pembuat dan penjual roti. Akhirnya dia menawari dan mengajak beliau untuk menginap di tempatnya, juga tanpa tahu bahwa, tamunya ini adalah Imam Ahmad bin Hambal.
Ketika sampai di rumahnya, sang lelaki baik hati itupun segera mempersiapkan tempat bermalam untuk Imam Ahmad dan mempersilahkan beliau agar langsung istirahat. Sedangkan dia sendiri justru mulai bekerja dengan menyiapkan bahan-bahan pembuatan roti yang akan dijualnya esok hari.
Ternyata Imam Ahmad tidak langsung tidur, melainkan malah memperhatikan segala gerak gerik sang pembuat roti yang menjamu beliau. Dan ada satu hal yang paling menarik perhatian beliau dari lelaki ini. Yakni ucapan dzikir dan doa istighfar yang terus meluncur dari mulutnya tanpa putus sejak awal ia mulai mengerjakan adonan rotinya.

Imam Ahmad merasa penasaran lalu bertanya: Sejak kapan kamu selalu beristighfar tanpa henti seperti ini? Ia menjawab: Sejak lama sekali. Ini sudah menjadi kebiasaan rutin saya, hampir dalam segala kondisi. Sang Imam melanjutkan pertanyaan beliau: Lalu apakah kamu bisa merasakan adanya hasil dan manfaat tertentu dari kebiasaan istighfarmu ini? Ya, tentu saja, jawab sang tukang roti dengan cepat dan penuh keyakinan. Apa itu, kalau boleh tahu?, tanya Imam Ahmad lagi.
Iapun menjelaskan seraya bertutur: Sejak merutinkan bacaan doa istighfar ini, saya merasa tidak ada satu doapun yang saya panjatkan untuk kebutuhan saya selama ini, melainkan selalu Allah kabulkan, kecuali satu doa saja yang masih belum terijabahi sampai detik ini?
Sang Imam semakin penasaran dan bertanya: Apa gerangan doa yang satu itu? Si lelaki saleh inipun melanjutkan jawabannya dan berkata: Ya, sudah cukup lama saya selalu berdoa memohon kepada Allah untuk bisa dipertemukan dengan seorang ulama besar yang sangat saya cintai dan agungkan. Beliau adalah Imam Ahmad bin Hambal!
Mendengar jawaban dan penjelasan terakhir ini, Imam Ahmad terhenyak dan langsung bangkit serta bertakbir: Allahu Akbar! Ketahuilah wahai Saudaraku bahwa, Allah telah mengabulkan doamu!
Gantian si pembuat roti yang kaget dan penasaran: Apa kata Bapak? Doaku telah dikabulkan? Bagaimana caranya? Dimana saya bisa menemui Sang Imam panutan saya itu?
Selanjutnya Imam Ahmad menjawab dengan tenang: Ya. Benar, Allah telah mengijabahi doamu. Ternyata semua yang aku alami hari ini, mulai dari kemalaman di kampungmu ini, diusir sang penjaga masjid, bertemu dengan kamu di jalanan, sampai menginap di rumahmu sekarang ini, rupanya itu semua hanya merupakan cara Allah untuk mengabulkan doa hamba-Nya yang saleh. Ya, orang yang sangat ingin kamu temui selama ini telah ada di rumahmu, dan bahkan di depanmu sekarang. Ketahuilah wahai lelaki saleh, aku adalah Ahmad bin Hambal…!
Subhanallah, tak terbayangkan, betapa bahagia dan sukacitanya sang tukang roti tersebut. Kini imam dan ulama besar yang selalu dicintai dan diimpikannya untuk bertemu, telahh da di depan matanya.
Rahimahumallahu rahmatan wasi’ah…!
Semoga Allah merahmati keduanya dengan rahmat yang seluas-luasnya…!

Bersambung ..................
Referensi: dari berbagai sumber online

3 komentar:

  1. terima kasih pa mulyadi atas kunjungannya, memang betul, bila rutin dan dijadikan kebiasaan, ucpan istighfar menjadi pembuka dan pemecah segala kesulitan...amienn....

    BalasHapus
  2. sungguh indah keutamaan dari istigfar, saya yang masih dalam keadaan bimbang mohon mohon pencerahan dukungan dan pencerahan lebih dalam lagi, terimakasih

    BalasHapus