top
down

TETAPLAH BERSYUKUR

Diposting oleh Tarbiyatun Nisaa - Rabu, 18 Februari 2015, 17.28 Kategori: - Komentar: 1 komentar

Ketika pagi menyapa dan hujan menerpa, 
tetaplah kita bersyukur kepada Tuhan, 
 karena tak ada satupun keadaan yg tercipta dengan sia-sia




KELINGKING
Alkisah tentang seorang raja perkasa yang hobi berburu. Selagi berburu, kudanya meringkik sembari mengangkat kaki ke atas. Raja kaget, lalu terpelanting. Kelingkingnya putus. Raja marah. ''Sudahlah Paduka. Kalau kena musibah, mbok bersyukur saja,'' ujar seorang penasihatnya.

Raja bukannya luluh malah tambah murka. Dengan lantang berteriak : 'Penjarakan penasihat goblok ini!' Para pengawal yang selalu sendiko dawuh, tabu untuk membantah, melaksanakan perintah itu. Sang penasihat pun dijebloskan ke bui.
Lima tahun kemudian, kala berburu, raja ini ditangkap suku primitif. Pria gagah berkulit putih mulus ini akan dipersembahkan pada dewa. Hanya saja, setelah diteliti, lho, kelingkingnya terpotong. Cacat. Terpaksa diafkir. Sebagai pengganti, pengawalnya yang tidak cacat dijadikan korban. Pengawal itu dieksekusi, dan rajanya dipulangkan.
Setelah itu raja menyadari kekhilafannya. Penasihat yang dulu dibui itu pun dilepaskan. ''Ananda memang harus bersyukur tidak memiliki kelingking,'' kata Raja, mengakui kesalahannya. Ternyata, sang penasihat pun bersyukur, ''Kalau saja saya tidak dipenjarakan oleh Paduka, mungkin, hamba sudah menggantikan Paduka sebagai tumbal.''

DOA SEORANG SUAMI
Seorang lelaki berdoa: "Oh Tuhan, saya tidak terima. Saya bekerja begitu keras di kantor, sementara istri saya enak-enakan di rumah. Saya ingin memberinya pelajaran, tolonglah ubahlah saya menjadi istri dan ia menjadi suami."

Tuhan merasa simpati dan mengabulkan doanya. Keesokan paginya, lelaki yang telah berubah wujud menjadi istri tersebut terbangun dan cepat-cepat ke dapur menyiapkan sarapan. Kemudian membangunkan kedua anaknya untuk bersiap-siap ke sekolah. Kemudian ia mengumpulkan dan memasukkan baju-baju kotor ke dalam mesin cuci. Setelah suami dan anak pertamanya berangkat, ia mengantar anaknya yang kecil ke sekolah taman kanak-kanak. Pulang dari sekolah TK, ia mampir ke pasar untuk belanja. Sesampainya di rumah, setelah menolong anaknya ganti baju, ia menjemur pakaian dan kemudian memasak untuk makan siang.

Selesai memasak, ia mencuci piring-piring bekas makan pagi dan peralatan yang telah dipakai memasak. Begitu anaknya yang pertama pulang, ia makan siang bersama kedua anaknya. Tiba-tiba ia teringat ini hari terakhir membayar listrik dan telepon. Disuruhnya kedua anaknya untuk tidur siang dan cepat-cepat ia pergi ke bank terdekat untuk membayar tagihan tersebut.

Pulang dari bank ia menyetrika baju sambil nonton televisi. Sore harinya ia menyiram tanaman di halaman, kemudian memandikan anak-anak. Setelah itu membantu mereka belajar dan mengerjakan PR. Jam sembilan malam ia sangat kelelahan dan tidur terlelap. Tentu masih banyak pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya yang belum dikerjakan.

Dua hari menjalani peran sebagai istri ia tak tahan lagi. Sekali lagi ia berdoa, "Ya Tuhan, ampuni aku. Ternyata aku salah. Aku tak kuat lagi menjalani peran sebagai istri. Tolong kembalikan aku menjadi suami lagi." Tuhan menjawab: "Bisa saja. Tapi kamu harus menunggu sembilan bulan, karena saat ini kamu sedang hamil."
Sumber cerita : motivasi-net

Pengumuman
Sekolah Islam Terpadu (SIT) Tarbiyatun Nisaa Bogor, Sekolah berbasis karakter, kesadaran Lingkungan dan Akhlak Islami. Membuka kembali pendaftaran siswa/siswi baru T.A. 2015/2016, untuk tingkat: RA/TKQ-SDIT-SMP-TKQ/TPQ. Dibuka sejak bulan Pebruari s/d Juni 2015. Dan menerima pendaftaran mahasiswi baru program 1 tahun terampil PGTKA (Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak Al Qur'an. Pendaftaran dibuka s/d Awal Juni 2015, Kuliah dimulai Awal Juli 2015.

1 komentar: