In Memoriam
Hj. Ule Zulaekha
(02 Oktober 1942 - 27 September 2011)
Cep Burhanudin Malik, Selamat jalan ibu segala ibu, ibu dari wanita-wanita pejuang, ibu dari para da'iyah dan pendidik, ibu dari janda-janda tua dan jompo, dari anak-anak yatim dan dhuafa, ibu dari segala kesabaran dan kelembutan ketika kerasnya cobaan demi cobaan, ibu yang mengajari tentang kesederhanaan dalam kata dan tindakan, ibu yang mengajari tentang kejujuran, kepedulian, konsisten dalam dakwah, dan Kau telah sukses seperti suksesnya wanita-wanita terdahulu, yang mencintai Allah dan Rasulnya. Seorang ibu yang akrab bercengkerama dengan Allah kekasihnya, ketika tahajud dan ketika dluha.
Ita Anwari Selamat berjumpa dengan Allah dan Rasulullah Bu...selamat menikmati kegembiraan demi kegembiraan , jangan pernah ada lagi kepedihan spt didunia ini yg dirasakan. Terima kasih atas keramahanmu, senyummu, ajaranmu sehingga kutahu Islam adalah agama yg indah, sumber bahagia yg abadi....
Ucu Sulastri Selamat Jalan sayang....Bunda Ku..Ibunya Umat.. Bukan berapa lama mama tinggal di Bumi Fana ini... Tapi Berapa Orang yang merindukan Sentuhan kasih sayang dan yang merasa kehilangan ,aku baru sj merasakan setengah kasih Mu tapi Sangat berarti dn bermakna dlm hidup ku...
Iman EsEm, Masih terkenang, saat kau ditinggal Bapak Malik, sang suami, 1982, kau berjuang sendiri, membesarkan dan mendidik 7 puteramu, tanpa keluh dan lelah, pulang pergi antara Bogor Sukabumi, tak bosan mencari, tempat cocok menyemai obsesi, menyebarkan risalah Ilahi. Dari keikhlasan dakwahmu, telah kau lahirkan puluhan, ratusan bahkan ribuan, srikandi-srikandi tangguh, penyebar risalah Al Qur'an suci. Dan, Selasa, 27, pukul 20.55 Wib, kini kaupun telah pergi, Semoga, semangat juangmu, menjadi inspirasi bagi kami, agar tetap istiqomah melanjutkan cita-cita sucimu, Selamat jalan bunda, sahabat dan guru kami, Semoga di sana, kau tersenyum indah bahagia, berkumpul bersama orang-orang sholeh, dalam dekapan kasih dan ridlo Allah SWT....Ameeennn......
Jejak Langkah Perjuangan
Keberadaan Pesantren Tarbiyatun Nisaa, lahir sebagai wujud nyata dari sebuah ide, gagasan, impian, imajinasi dan cita-cita akan sebuah lembaga pendidikan yang bisa melahirkan sosok wanita muslimah sholehah, yang memiliki keterampilan dan keahlian di bidang dakwah Islamiyah, Pendidikan, dan kerumah tanggaan.
Adalah Ibu Hj. Ule Zulaekha, penggagas pertama dari sejak tinggal di Tegallega Sukabumi, didorong oleh tanggungjawab dakwah islamiyah, juga dilatarbelakangi oleh karena satu dan lain hal, menginginkan adanya lembaga pendidikan khusus puteri, yang mencetak para da’iyat yang siap menyebar luaskan ajaran Islam di daerahnya masing-masing. Ide ini terus terpelihara, dan sempat ditulis oleh Bapak Amri Jasman, orang Lembursitu Sukabumi, yang telah lama mengajar di Pondok Pesantren Ibadurrahman, Tegallega Sukabumi. Jadilah kemudian ia sebuah proposal, kemudian diajukan kepada Bapak KH. Sholeh Iskandar (alm) sebagai ketua sekaligus pendiri BKSPP (Badan Kerjasama Pondok Pesantren) pada waktu itu.
Gayung bersambut, melalui proses pertemuan dan rapat Biro Wanita BKSPP, akhirnya disetujui dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Kemudian dicarilah lokasi untuk mewujudkan ide tersebut. Proses “pundah-pindah” pun dialami oleh Ibu Ule ditemani beberapa anak dan saudaranya diantaranya adalah Sdr. Edi Wahyudin, yang setia menemani, juga termasuk di dalamnya adalah H.E. Khaerul Yunus, sebelum sampai di tempat yang cocok.
Dimulai di daerah Ciheuleut, Kel. Tegallega Tanah Sareal Kota Bogor. Bertahan hanya satu tahun, kemudian pindah ke Perumahan Bantarjati, Jl. Ahmad Yani Bogor. Itupun hanya bertahan satu tahun pula. Akhirnya Allah memberikan jalan kemudahan. Bertemulah dengan Bapak H. Kohar dan H. Romli (Keduanya Alm), dua orang donatur/dermawan pertama berasal dari lingkungan masyarakat di daerah Kp. Anyar dan Bantarkambing Semplak Bogor, yang besar jasa dan peranannya sebagai pintu pembuka pertama dalam proses perjalanan Yayasan ini. Setelah melalui proses pertemuan dan silaturrahmi, akhirnya keduanya secara ikhlas menyerahkan sebagian tanah miliknya untuk diwakafkan bagi pembangunan Pondok Pesantren.
Peletakkan batu pertama disaksikan dan dihadiri beberapa tokoh masyarakat diantaranya : KH. Sholeh Iskandar (alm), H. Ma’mun (alm), Abah Misnan (alm), H. Kohar (alm), H. Shobur (alm), H. Abdullah Baehaqi (Babung). Melalui pendekatan dan usaha dari berbagai pihak, salah satunya adalah usaha dari Bapak H. Ujang Baehaqi (alm), H. Ahmad Payumi (alm), H.E. Khaerul Yunus, Entang Hafiduddin, Dr. Ir. H. AM. Saefuddin dan KH. TB. Hasan Basri, dalam waktu relatif singkat, dukungan danapun mengalir dari berbagai sumber, diantaranya dari Bapak H. Sayid Abad (alm), Kedutaan Kuwait dan dari donatur serta simpatisan lainnya, baik yang ada di Bogor maupun dari daerah lainnya.
Akhirnya, pada tahun 1988, berdirilah sebuah Pondok Pesantren Puteri Tarbiyatun Nisaa Bogor yang berlokasi di Jl. Letkol ATS Km. 2 Bantarsari Rc. Bungur Bogor sampai dengan sekarang. Dan pernah mendapat kunjungan kehormatan Dr. H. Muhammad Natsir (alm) sebagai ketua DDII pada waktu itu.
Warisan Perjuangan
Dari hasil jerih payah perjuangan beliau bersama para pengurus lainnya, di tanah seluas 14.000 m2, kini telah telah berdiri beberapa bangunan sekolah, mesjid, asrama puteri dan majelis ta'lim. Dan mewariskan lembaga pendidikan dan sosial kemasyarakatan yang harus dilanjutkan.
Akhirnya, pada tahun 1988, berdirilah sebuah Pondok Pesantren Puteri Tarbiyatun Nisaa Bogor yang berlokasi di Jl. Letkol ATS Km. 2 Bantarsari Rc. Bungur Bogor sampai dengan sekarang. Dan pernah mendapat kunjungan kehormatan Dr. H. Muhammad Natsir (alm) sebagai ketua DDII pada waktu itu.
Warisan Perjuangan
Dari hasil jerih payah perjuangan beliau bersama para pengurus lainnya, di tanah seluas 14.000 m2, kini telah telah berdiri beberapa bangunan sekolah, mesjid, asrama puteri dan majelis ta'lim. Dan mewariskan lembaga pendidikan dan sosial kemasyarakatan yang harus dilanjutkan.
Kegiatan Pendidikan
- Pesantren Puteri, sejak tahun 1990
- RA/TKQ, sejak tahun 1991
- TKA/TPA, sejak tahun 1990
- SDIT, sejak tahun 2002
- PGTKA (Pendidikan Guru Taman Kanak-kanak Al Qur’an), sejak tahun 1991
- SMP Boarding School, sejak tahun 2008
Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
- Majelis Ta’lim Kaum Ibu Mingguan, sejak tahun 1989
- Santunan Yatim, Jompo, Janda, Kesehatan dan dana kematian
- Majelis Ta’lim Kaum Bapak Mingguan, sejak tahun 1990
- Penataran dan Pelatihan Baca Tulis Huruf Al Qur’an bagi masyarakat sekitar lingkungan pesantren
Kegiatan Usaha
- Koperasi Pondok Pesantren, sejak tahun 1998
- Biro jasa pelatihan motivasi dan keterampilan guru (pra sekolah, sekolah dasar dan masyarakat umum)
- Agribisnis Pertanian dalam proses pelaksanaan
Hidup memerlukan pengorbananan; Pengorbanan memerlukan perjuangan; Perjuangan memerlukan ketabahan; Ketabahan memerlukan keyakinan. Keyakinan menentukan keberhasilan; Keberhasilan menentukan kebahagiaan. Anonim
Turut Berdua Cita..
BalasHapusturut berduka cita,
BalasHapussemoga amal ibadah beliau diterima disisinya..
amin
@Theopoen @Irvan: Terima kasih atas doa dan empatinya, semoga almarhumah, tenang dan bahagia di alam sana...Ameen....
BalasHapus