top
down

MEREKA TELAH TIADA, MEREKA TELAH BERJASA

Diposting oleh Tarbiyatun Nisaa - Minggu, 16 Desember 2012, 15.42 Kategori: - Komentar: 0 komentar

اللهم اغفرلهم وارحم
وعا فهم واعف عنهم 


Tidak terasa, 24 tahun sudah (1988-2012) perjalanan Pesantren Tarbiyatun Nisaa Bogor, yang berlokasi di Jl. Letkol Atang Senjaya Km. 2 Ds. Bantarsari Kec. Rancabungur Kab. Bogor. Usia yang relatif cukup matang untuk sebuah organisasi nirlaba yang mengkhususkan pada kegiatan Pendidikan, Kemanusiaan dan Sosial Kemasyarakatan. Awal mulanya adalah sebuah gagasan, keinginan dan cita-cita seorang wanita bernama Hj. Ule Zulaekha (almh), tentang pentingnya pendidikan khusus bagi kalangan wanita, agar dapat berperan aktif dalam pelestarian nilai-nilai keislaman, khususnya di lingkungan keluarga.




Adalah Ibu Hj. Ule Zulaekha, penggagas pertama dari sejak tinggal di Tegallega Sukabumi, didorong oleh tanggungjawab dakwah islamiyah, juga dilatarbelakangi oleh karena satu dan lain hal, menginginkan adanya lembaga pendidikan khusus puteri, yang mencetak para da’iyat yang siap menyebar luaskan ajaran Islam di daerahnya masing-masing. Ide ini terus bergulir terpelihara, dan sempat ditulis oleh Bapak Amri Jasman, orang Lembursitu Sukabumi, yang telah lama mengajar di Pondok Pesantren Ibadurrahman, Tegallega Sukabumi. Jadilah kemudian ia sebuah proposal, kemudian diajukan kepada Bapak KH. Sholeh Iskandar (alm) sebagai ketua sekaligus pendiri  BKSPP (Badan Kerjasama Pondok Pesantren) pada waktu itu. Gayung bersambut, melalui proses pertemuan dan rapat Biro Wanita BKSPP, akhirnya disetujui dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Kemudian dicarilah lokasi untuk mewujudkan ide tersebut. Proses “pundah-pindah” pun dialami oleh Ibu Ule ditemani beberapa anak dan saudaranya diantaranya adalah Sdr. Edi Wahyudin, yang setia menemani, juga termasuk di dalamnya adalah H.E. Khaerul Yunus, sebelum sampai di tempat yang cocok.




KH. TB. Hasan Basri


  
 
 

Dimulai di daerah Ciheuleut, Kel. Tegallega Tanah Sareal Kota Bogor. Bertahan hanya satu tahun, kemudian pindah ke Perumahan Bantarjati, Jl. Ahmad Yani Bogor. Itupun hanya bertahan satu tahun pula. Akhirnya Allah memberikan jalan kemudahan.  Bertemulah dengan Bapak H. Kohar (alm) dan  H. Romli (alm),  dua orang donatur/dermawan pertama berasal dari lingkungan masyarakat  di daerah Kp. Anyar dan Bantarkambing Semplak Bogor, yang besar jasa dan peranannya sebagai pintu pembuka pertama dalam proses perjalanan Yayasan ini. Setelah melalui proses pertemuan dan silaturrahmi, akhirnya keduanya secara ikhlas menyerahkan sebagian tanah miliknya untuk diwakafkan bagi pembangunan Pondok Pesantren.

Peletakkan batu pertama disaksikan dan dihadiri beberapa tokoh masyarakat diantaranya : KH. Sholeh Iskandar (alm), H. Ma’mun (alm), Abah Misnan (alm), H. Kohar, H. Shobur, H. Abdullah Baehaqi (Babung). Melalui pendekatan dan usaha dari berbagai pihak, salah satunya adalah usaha dari   Bapak H. Ujang Baehaqi (alm), H. Ahmad Payumi (alm), H.E. Khaerul Yunus, Entang Hafiduddin, Dr. Ir. H. AM. Saefuddin dan KH. TB. Hasan Basri (alm), dalam waktu relatif singkat, dukungan danapun mengalir  dari berbagai sumber, diantaranya dari Bapak H. Sayid Abad (alm) seorang Aghniya dari Bogor dan ini merupakan modal awal paling pertama yang digunakan untuk membangun asrama puteri, kemudian bantuan datang dari Kedutaan Kuwait dan dari  donatur serta simpatisan lainnya, baik yang ada di Bogor maupun dari daerah lainnya.   Akhirnya, berdirilah sebuah Pondok Pesantren Puteri Tarbiyatun Nisaa Bogor yang berlokasi di Jl. Letkol ATS Km. 2 Bantarsari Rc. Bungur Bogor sampai dengan sekarang. Dan pernah mendapat kunjungan kehormatan Dr. H. Muhammad Natsir (alm) sebagai ketua DDII pada waktu itu. Kini sebagian besar mereka telah tiada, namun jasa-jasa mereka tetap ada dan terasa.

Terus Berkembang
Pada awalnya hanya sebatas pesantren puteri, namun dalam perjalanannya kemudian, ternyata berkembang berbagai bentuk lembaga pendidikan lanjutan: RA/TKQ, SDIT, TKQ/TPQ, SMP Khusus yatim dan tidak mampu, LPPGTKQ (Lembaga Pengembangan Profesi Guru TK Al Qur'an). Juga kegiatan kemanusiaan dan sosial kemasyarakatan: Majelis Ta'lim kaum ibu dan bapak, kegiatan pengobatan dan khitanan massal bagi kalangan yang tidak mampu, pelestarian baca tulis Al Qur'an melalui penataran dan pelatihan IQRO dan sebagainya.

Tentu saja perkembangan dan kemajuan ini, tidak terlepas dari peran serta dan bantuan masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karenanya, dengan segala kerendahan hati, kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala jasa, bantuan, doa, kritik, saran dan harapan yang telah diberikan. Kamipun menyadari sepenuh hati, masih banyak kekurangan, baik dari sisi manajemen, fasilitas sarana dan prasarana maupun program kegiatan. Untuk itu, dukungan, bantuan, doa dan kerjasamanya, senantiasa kami harapkan. Mudah-mudahan, kami bisa tetap semangat berkhidmat untuk umat, bangsa dan negara. Insya Allah.....

0 komentar

Posting Komentar