top
down

MENGAKRABI AL QUR'AN, HIDUP DIMUDAHKAN

Diposting oleh Tarbiyatun Nisaa - Rabu, 07 Juni 2017, 15.18 Kategori: - Komentar: 0 komentar

AKRABILAH AL QUR'AN
HIDUPPUN AKAN DIMUDAHKAN

Dari sekian banyak kiriman tulisan berseliweran masuk tak terbendung, apalagi bila banyak masuk grup, ternyata ada kiriman tulisan di WA yang cukup menarik untuk disimak ditelaah. Simpulannya  tidak ada ruginya untuk diposting ulang dan dishare ke para pembaca. Walaupun tulisan ini anonim, karena tidak jelas siapa penulisnya, untuk sementara ini, sampai benar-benar ada yang ngaku,  namun tidak ada salahnya untuk direposting ulang, mudah-mudahan bisa memberikan inspirasi bagi para pegiat dan pecinta pendidikan di mana saja berada.

Sekitar Empat tahun yang lalu tepatnya di awal Ramadhan 1433 H Saya mengikuti kuliah subuh di masjid dekat rumah. Ustadz yang berceramah menceritakan kisah nyata dari seorang rektor salah satu perguruan tinggi swasta di Indonesia yang sedang mencari sistem pendidikan terbaik yang dapat menghasilkan dan mencetak generasi yang cerdas, bermartabat dan bisa bermanfaat bagi umat, agama dan bangsa.

Untuk mencari sistem pendidikan terbaik, rektor tersebut pergi ke Timur Tengah meminta nasihat dari seorang ulama terkemuka di sana.

Singkat cerita, ketika bertemu dengan ulama yang ingin ditemuinya, lalu dia menyampaikan maksud untuk meminta saran bagaimana menciptakan sistem pendidikan terbaik untuk kampus yang dipimpinnya saat ini.

Sebelum menjawab pertanyaan dari rektor, ulama tersebut bertanya bagaimana sistem pendidikan saat ini di Indonesia mulai dari tingkat dasar, menengah  sampai paling tinggi.

Rektor menjawab, "Paling dasar mulai dari SD selama 6 tahun, SMP 3 tahun, SMA 3 tahun, D3 3 tahun atau S1 4 tahun, S2 sekitar 1.5 - 2 tahun, dan setelah itu S3 untuk yang paling tinggi."

"Jadi untuk sampai S2 saja butuh waktu sekitar 18 tahun ya?" Tanya Sang Ulama.

"Iya!!!", jawab rektor tersebut.

"Lalu bagaimana jika hanya lulus sampai di SD saja selama 6 tahun, pekerjaan apa yang akan bisa didapat?" Kembali Sang Ulama bertanya.

"Kalau hanya SD paling hanya buruh lepas atau tukang sapu jalanan, tukang kebun dan pekerjaan sejenisnya."

"Tidak ada pekerjaan yang bisa diharapkan jika hanya lulus SD di negeri Kami." Jawab si rektor.

"Jika Lulus SMP bagaimana?"

"Untuk SMP mungkin jadi office boy (OB) atau cleaning service," jawab kembali si rektor.

"Kalau SMA bagaimana?"

"Kalau lulus SMA masih agak mending pekerjaan nya di negeri Kami, bisa sebagai operator di perusahaan-perusahaan" lanjut si rektor.

"Kalau lulus D3 atau S1 bagaimana?" Bertanya kembali Sang Ulama.

"Klo lulus D3 atau S1 bisa sebagai staff di kantor dan S2 bisa langsung jadi manager di sebuah perusahaan" kata si rektor.

"Berarti untuk mendapatkan pekerjaan yang enak di negeri Anda minimal harus lulus D3/S1 atau menempuh pendidikan selama kurang lebih 15-16 tahun ya?" Tanya kembali sang Ulama.

"Iya betul !!!!" jawab si rektor.

"Sekarang coba bandingkan dengan pendidikan yang Islam ajarkan"

"Misal selama 6 tahun pertama (SD) hanya mempelajari dan menghapal Al-Qur'an, apakah bisa hapal 30 juz?" Tanya Sang Ulama.

"In shaa Alloh bisa" jawab si rektor dengan yakin.

"Apakah ada hafidz Qur'an di negeri Anda yang bekerja sebagai buruh lepas atau tukang sapu seperti yang Anda sebutkan tadi untuk orang yang hanya Lulus SD?" Kembali tanya Sang Ulama.

"Tidak ada !!!", jawab si rektor.

"Jika dilanjut 3 tahun berikutnya mempelajari dan menghapal hadis apakah bisa menghapal ratusan hadis selama 3 tahun?"

"Bisa !!!", jawab si rektor.

"Apakah ada di negara Anda orang yang hapal Al-Qur'an 30 juz dan ratusan hadis menjadi OB atau cleaning service?"

"Tidak ada !!!", jawab kembali si rektor.

"Lanjut 3 tahun setelah itu mempelajari tafsir Al-Qur'an, apakah ada di negara Anda orang yang hafidz Qur'an, hapal hadis dan bisa menguasai tafsir yang kerjanya sebagai operator di pabrik?" Tanya kembali ulama tersebut.

"Tidak ada !!!", jawab si rektor.

Rektor tersebut mengangguk mulai mengerti maksud sang ulama.

"Anda mulai paham maksud Saya?"

"Ya !!!", jawab si rektor.

"Berapa lama pelajaran agama yang diberikan dalam seminggu?"

"Kurang lebih 2-3 jam" jawab si rektor.

Sang ulama melanjutkan pesannya kepada si rektor,

"jika Anda ingin mencetak generasi yang cerdas, bermartabat, bermanfaat bagi bangsa dan agama, serta mendapatkan pekerjaan yang layak setelah lulus nanti, Anda harus merubah sistem pendidikan Anda dari orientasi dunia menjadi mengutamakan orientasi akhirat, karena jika Kita berfokus pada akhirat inshaa Alloh dunia akan didapat. Tapi jika sistem pendidikan Anda hanya berorientasi pada dunia, maka dunia dan akhirat belum tentu akan didapat. Pelajari Al-Qur'an, karena orang yang mempelajari Al-Qur'an, Alloh akan meninggikan derajat orang tersebut di mata hamba-hambaNya.

"Itulah sebabnya Anda tidak akan menemukan orang yang hafidz Qur'an di negara Anda atau di negara manapun yang berprofesi sebagai tukang sapu atau buruh lepas walaupun orang tersebut tidak belajar sampai ke jenjang pendidikan yang tinggi karena Alloh yang memberikan pekerjaan langsung untuk para hafidz Qur'an.Hafidz Qur'an adalah salah satu karyawan Alloh dan Alloh sayang sama mereka dan akan menggajinya lewat cara-cara yang menakjubkan. "

"Tidak perlu gaji bulanan tapi hidup berkecukupan."

Itulah pesan Sang Ulama kepada rektor tersebut.

Subhanallah, Luar biasa!!!
Mari kita didik diri dan keluarga kita dengan Sistem Pendidikan Terbaik.
Semoga bermanfaat, dan dapat dijadikan rujukan bagi guru dan orang tua kaum muslimin.

Silahkan dishare agar semakin banyak yang  terinspirasi untuk mempelajari dan menghapal Al-Qur'an dan as sunnah.



Menjelang dan selama bulan Ramadhan 1438 H, YAYASAN WAKAF TARBIYATUN NISAA BOGOR, siap  kembali menampung, menghimpun dan menyalurkan INFAQ, SHADAQOH, ZAKAT, WAKAF Bapak/Ibu/Sdr/Sdri. Pemberian bisa dilakukan dengan cara: 
a. Transfer melalui rekening bank
b. Diberikan langsung ke tempat kami
c. Atau petugas kami yang menghubungi
Teriring doa dari kami, mudah-mudahan kita masih diberikan keesempatan melaksanakan Ibadah Shaum Ramadhan, dalam keadaan sehat walafiyat, aman, tenang dan nyaman.  Dan semoga bentuk kebaikan yang Bapak/Ibu/Sdr/Sdri, akan menambah keberkahan nilai ibadah Shaum Ramadhan yang dijalankan, dan mendapat balasan Allah SWT dalam bentuk kemudahan, kemurahan dan keberlimpahan. Amin Ya Rabbal 'Alamin....

0 komentar

Posting Komentar