SMP AHSANA
TARBIYATUN NISAA
SEKOLAH BERBASIS PEMBENTUKAN KARAKTER,
PEMBELAJARAN DAN PEMBERDAYAAN
PEMBELAJARAN
DAN
PEMBERDAYAAN
EKSPLORASI
POTENSI
Realitas
yang ada, menunjukkan bahwa factor sarana dan prasarana, menjadi salah satu
kekurangan yang masih ada di SMP Ahsana Tarbiyatun Nisaa, namun tetap penuh
optimisme, mudah-mudahan suatu saat bisa terpenuhi. Berdasar hal tersebut, maka focus khusus yang
harus dilakukan di tahun ajaran 2017/2018 dan seterusnya adalah eksplorasi dan eksploitasi potensi siswa, dengan ragam
pendekatan kreatif, tanpa harus meratapi kekurangan sarana dan prasarana selama
ini. Dengan kata lain, sedikit apologi, bolehlah sarana dan prasarana masih
sekelas “Hotel Melati” namun Program Pembelajaran sekelas “Hotel
Bintang Lima”.
Menurut
Edgar Dale (1969), salah seorang peneliti yang membuat prosentase
pemahaman tentang kegiatan belajar. Menurutnya,
konsep belajar terbagi dua bagian: Passif dan Aktif. Termasuk katagori
belajar Passif: Membaca = 1o% pemahaman, Mendengar = 20%, Melihat langsung = 30
%. Sedang belajar Aktif:
Diskusi/Presentasi = 70%, Praktik Langsung = 90% pemahaman. Berdasar teori di atas, maka konsep
pembelajaran aktif merupakan pilihan paling pas, agar siswa benar-benar faham,
sadar dan mengerti, itulah prinsip belajar LIFE SKILL.
EKSPLORASI
KOGNITIF
Kaitan
dengan pengembangan akademis, idealnya kalau memang ada dana yang yang
memadai, setiap siswa mendapatkan Buku Pegangan dalam bentuk Buku Paket persemester.
Namun untuk sementara Pola pembelajaran
bisa mengikuti pola Bimbel (Bimbingan Belajar) yaitu focus bahas soal. Cukuplah dengan LKS atau Kumpulan Soal di
tiap semester, sehingga tidak terpaku pada buku-buku terbitan, yang selalu berubah-ubah, dengan harga yang
relative mahal dan cenderung menjadi sampah. Untuk itu, khusus untuk program Pembelajaran dan
Pemberdayaan, ada beberapa pendekatan
yang bisa dilakukan, antara lain:
1.
Olah baca
(Literasi skill)
2.
Olah warta (Narasi skill)
3.
Olah bicara (Presentasi skill)
Ketiga
pendekatan ini (baca, warta dan
bicara), merupakan satu kesatuan yang
tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya, harus dilakukan secara
bersama-sama, serentak, aktif dan seimbang, dan dilaksanakan semenjak Kelas VII s/d IX.
Membaca
adalah “Causa Prima”, sebab yang paling utama, tumbuh dan berkembangnya
Ilmu Pengetahuan, keterampilan dan kebijakan. Maka tidak ada cara lain, kecuali
olah baca harus menjadi bagian utama proses pembelajaran dan pemberdayaan
siswa. Bagaimana cara menjadikan
membaca, menjadi salah satu kegemaran dan kebiasaan siswa?
Teknis
pembiasaan membaca siswa, dilakukan
dengan cara:
- Kegiatan membaca harus menjadi bagian dari system pembelajaran dan pemberdayaan siswa, sehingga masuk dalam katagori program wajib.
- Khusus program membaca, dilaksanakan setiap hari (Senin sd/ Jum’at) setelah Jam Belajar Kurikulum Diknas selesai dilaksanakan, yaitu mulai pukul 13.30 s/d 15.00 Wib
- Pola membaca, dilakukan secara terstruktur sistematis, mulai dari yang ringan, sedang sampai dengan bacaan berat
- Setiap hari minimal satu siswa membaca satu buku (one day one book)
- Maka target ideal dalam seminggu lk. 5 buku x 4 minggu = 20 buku/1 bulan x 12 bulan = 240 buku/ 1 tahun x 3 tahun = 720 judul buku selama 3 tahun terbaca oleh Siswa. Luar biasa!!!
OLAH WARTA (Narasi Skill)
Keterampilan
menulis harus beriringan dengan kebiasaan membaca. Yaitu setiap siswa, harus meresensi setiap
buku yang dibacanya, tentu saja berdasar versi masing-masing siswa. Memang
sulit, namun bila dijadikan salah satu program wajib pembelajaran, maka lama
kelamaan siswa akan terbiasa menulis.
Adapun
teknis pembiasaan menulis siswa, sama seperti pola teknis membaca di atas, hanya
pola pendekatan sedikit berbeda yaitu dengan cara:
- Khusus program menulis, dilaksanakan setiap hari (Senin sd/ Jum’at) setelah Jam Belajar Kurikulum selesai dilaksanakan, yaitu mulai pukul 13.30 s/d 15.00 Wib
- Pola menulis, dilakukan secara terstruktur sistematis, mulai dari yang ringan, sedang sampai dengan tulisan panjang dan berat
- Setiap hari minimal satu siswa menulis ringkasan (resensi) satu buku (one day one book)
- Maka target ideal dalam seminggu lk. 5 resensi buku x 4 minggu = 20 resensi buku/1 bulan x 12 bulan = 240 resensi buku/ 1 tahun x 3 tahun = 720 judul resensi buku selama 3 tahun berhasil ditulis Siswa. Luar biasa!!!
- Bila sarana Komputer sudah ada, dan memang harus diupayakan untuk diadakan, maka hasil karya tulis tangan siswa tersebut, dituliskan ulang oleh siswa sendiri melalui Program Microsoft Word, kemudian dicetak dan dibukukan. Sehingga setiap siswa di akhir kegiatan belajar, masing-masing punya kenangan tulisannya sendiri. Sungguh luar biasa!!!
OLAH BICARA (Presentasi Skill)
Setelah
siswa melakukan dua kegiatan membaca dan menulis, maka disempurnakan dengan
program pembiasaan Presentasi, yaitu menyampaikan apa yang telah ditulis di
depan teman-temannya secara bergiliran. Teknis penyampaiannya, siswa
menjelaskan dan menerangkan isi buku yang dibacanya, berdasar hasil resensi
yang telah dibuatnya. Sama halnya dengan membaca dan menulis. Bisa dipastikan
selama 3 tahun, bila berjalan dengan lancar, disiplin dan konsisten, maka
setiap siswa berlatih sebanyak 720
kali presentasi. Luar biasa
sekali!!!
APA SAJA YANG DIBUTUHKAN
Berkaitan
dengan program di atas, agar target
capaiannya maksimal, maka setidak-tidaknya diperlukan sarana pendukung,
antara lain:
- Lemari Buku. Di setiap kelas harus ada minimal 1 Lemari/Rak buku yang terkunci, yang mampu menampung ratusan judul buku, dari mulai buku ringan, sedang sampai berat. Kenapa harus lemari yang bisa dikunci? Agar keberadaan buku tetap tertata rapih dan tidak tersebar liar kemana-mana.
- Pengadaan Buku. Karena program ini bertujuan pembelajaran dan pemberdayaan, maka judul-judul buku yang diperlukan lebih banyak bersifat Inpirasi, Motivasi, Kisah-kisah atau Sejarah dan Pengetahuan Praktis.
- Guru Pendamping. Karena program rutin tiap hari di setiap kelas, maka diperlukan minimal 3 orang guru pendamping yang bertugas mengatur distribusi buku, mengawasi, mengapresiasi dan ikut mengevaluasi setiap presentasi siswa. Kalau jumlah siswa sedikit, dan keterbatasan guru pendamping, bisa dengan cara digabung,
- Suasana Ruang Kelas. Agar memberikan nuansa kenyamanan dan ketenangan, maka settingan kelas harus dibuat adem, sejuk dan bersih. Maka pot-pot tanaman menjadi pelengkap pengindah ruangan kelas.
EKSPLORASI PSIKOMOTORIK
Psikomotorik
berkaitan dengan keterampilan siswa (hand),
atau diistilahkan dengan Olah Raba termasuk Olah Raga. Ada yang bersifat
halus dan juga kasar. Tujuannya adalah
untuk membentuk siswa aktif, kreatif, responsive, progresif, produktif dan mandiri.
Psikomotorik
Halus yang bisa
diajarkan ke siswa, antara lain:
- Menulis halus atau kaligrafi. Sehubungan dengan belum adanya guru khusus kaligrafi, karena satu dan lain hal, maka solusi pemecahannya adalah setiap siswa diharuskan untuk menulis satu mushaf Al Qur’an secara utuh dari mulai Al Faatihah s/d An Naas. Tentu saja dilakukan secara bertahap 10 ayat setiap hari. Dengan pola praktik langsung seperti ini, dijamin tulisan kaligrafi, minimal tulisan Arab siswa akan terasah baik. Kegiatan ini dilaksanakan sejak Kelas VII s/d X. Sudah dipastikan, dalam waktu 3 tahun, setiap siswa memiliki satu mushaf Al Qur’an hasil tulisannya sendiri. Luar biasa!!!
- Penguasaan Bahasa Arab dan Inggris. Fokus belajar diarahkan pada penguasaan kosa kata Bahasa Arab (Mufrodat) dan Bahasa Inggris (Vocabulary). Ditambah dengan percakapan sehari-hari dan tentu saja keterampilan Pidato, termasuk di dalamnya. Dengan prinsip One day one word, satu hari 1 kata (Arab/Inggris) x 750 hari = 750 kosa kata, benar-benar dikuasai oleh para siswa.
- Keterampilan Pidato. Merupakan program wajib yang harus diikuti siswa. Diadakan rutin seminggu sekali. Target tujuan ideal yang ingin dicapai, setiap siswa menjadi da’i/da’iyat muda professional, yang memiliki keterampilan menyampaikan pesan-pesan kebaikan (dakwah) secara baik, menarik dan meyakinkan dalam 4 bahasa: Indonesia, Arab, Inggris dan Sunda. Dilaksanakan sejak Kelas VII s/d IX.
- Keterampilan Niaga (Jual Beli). Kegiatan ini bertujuan, agar setiap siswa terbiasa untuk berdagang atau bisnis. Dilakukan di sela-sela waktu sekolah. Walaupun mungkin secara nominal dan jenis barang yang diperjual belikan, tidak seberapa, tapi yang penting siswa sudah diajarkan “sadar uang” melalui cara berdagang (berniaga). Suatu nanti mungkin bisa dikembangkan sendiri, saat mereka berada di daerahnya masing-masing. Kegiatan ini dilaksanakan mulai Kelas VIII s/d IX.
- Keterampilan Mengajar (Teaching Skill). Diawalai dengan Pelatihan dan Pembinaan Khusus, program ini diarahkan agar Siswa benar-benar memiliki kemampuan dan keterampilan mengajar anak-anak usia TK atau SD yang belajar di TKQ atau TPQ. Diharapkan, setelah mereka lulus, walaupun secara biologis, mereka masih anak-anak, namun secara sosiologis, bermanfaat dan bermaslahat bisa ikut membantu mengajar Al Qur’an di daerahnya masing-masing. Program ini khusus ditujukan untuk kelas IX.
Psikomotorik
Kasar yang bisa diajarkan ke siswa, antara lain:
- Budaya tanam menanam. Baik sayuran maupun tanaman hias. Target ideal yang ingin dicapai adalah siswa memiliki kesadaran dan kepekaan terhadap alam lingkungan sekitar, sekaligus mampu menanam, yang hasilnya sebagian untuk kebutuhan konsumsi sendiri dan sebagian lagi untuk dijual. Dilaksanakan sejak Kelas VII s/d IX.
- Keterampilan Kayu Triplek. Bisa berbentuk Puzzle atau Potongan Triplek yang disambung-sambung mirip binatang, pesawat, mobil, motor dan lain-lain.
- Keterampilan Bambu atau Kayu. Membuat kursi, meja, papan belajar atau bangku sederhana sendiri, berbahan baku kayu atau bambu.
- Mengumpulkan barang-barang bekas yang laku dijual. Disamping peka terhadap kebersihan lingkungan sekitar, sekaligus kegiatan bernilai ekonomis, yaitu mengumpulkan barang-barang bekas yang laku dijual: Botol-botol Plastik dan lain sebagainya
- Pramuka dan Pencak Silat. Merupakan bagian penting untuk mempertajam keterampilan hidup, sekaligus memperkuat fisik raga siswa. Target capaian ideal, bisa menjuarai berbagai kegiatan lomba pramuka dan Pencak Silat di berbagai event lomba.
APA SAJA YANG DIBUTUHKAN
Untuk
mendukung program psikomotorik di atas, agar target capaiannya maksimal, maka setidak-tidaknya
diperlukan sarana pendukung, antara lain:
- Buku Pegangan Bahasa Arab dan Inggris
- Buku Prestasi/Kontrol Penguasaan Bahasa (Arab/Inggris)
- Ruang Kerja (Workshop) tersendiri
- Box (Kotak) Penyimpan alat-alat
- Pot atau Polybag dengan berbagai ukuran
- Gabah/Sekam
- Kotoran kambing atau ayam
- Tanah yang sudah diayak
- Terpal Plastik
- Ember/Tong Plastik besar untuk pembuatan Pupuk dari bahan-bahan limbah dapur: Sayuran, buah-buahan, ikan, daging dan lainnya
- Alat-alat pertanian dan Pertukangan: Pacul, Garpu, Sekop, Kored, Golok, Lem Fox, Ampelas, Cat, Gergaji kayu, Palu, Aneka Ukuran Paku, Pisau Tatah, Pisau, Kayu Triplek, Serutan dan lain-lain.
EKSPLORASI APEKTIF
Berkaitan
dengan rasa (heart), emosi sekaligus juga spiritual. Karena Al Qur’an, dijadikan sebagai sumber
utama ide, inspirasi dan motivasi pembelajaran, maka kaitan Al Qur’an, memang
mendapat porsi paling utama. Untuk itu,
keterampilan ini bisa dibentuk dan dibina, sehingga menjadi karakter dan
kebiasaan siswa, melalui pengulangan
rutin terus menerus setiap hari, antara
lain:
AL
QUR’AN
- Tadarus Al Qur’an Wajib, one day one juz, satu hari satu juz, maka dipastikan, siswa bisa khatam 1x/bulan x 30 bulan = 30 x khatam
- Tahfidz, one day one ayat, satu hari 1 ayat x 750 hari = 750 ayat, maka dipastikan, minimal siswa hafal 3 juz Al Qur’an
- Muroja’ah, Setoran Hafalan Wajib dilakukan selepas Ashar dan Isya’
DOA-DOA
HARIAN
- Hafal dan menguasai doa-doa harian: Doa akan/bangun tidur, mau/sudah makan, masuk/keluar WC, bepergian, bercermin, mendengar petir, masuk/keluar Mesjid, mulai/selesai belajar, doa orang sakit, doa untuk yang meninggal dunia, mau/selesai wudhu, setelah adzan, dan lain-lain yang bisa ditambahkan kemudian
- Muroja’ah, setoran hafalan wajib dilakukan selepas Ashar dan Isya’
WIRID,
DZIKIR dan ASMAUL HUSNA
- Wirid, Dzikir dan Asmaul Husna setiap selesai wajib
- Doa Qunut Nazilah
- Dengan cara setiap santri/siswa bergiliran
SHALAT
dan PENGURUSAN JANAZAH
- Wajib Berjama’ah setiap shalat wajib
- Terbiasa Shalat Sunnah Rawatib (Qobliyah/Bakdiyah)
- Terbiasa Shalat Sunnah Qiyamul Lail (Tahajud)
- Terbiasa Shalat Sunnah Dhuha berikut dengan doanya
- Pelatihan Shalat-shalat Sunnah lainnya: Janazah, Gerhana Matahari dan Bulan, Istisqo (minta hujan), Istikhoroh dan Hajat
- Pelatihan Pengurusan Janazah
MUSIKALITAS
dan SENI
- Keterampilan bermain musik, menjadi salah satu pelengkap keterampilan santri/siswa. Jenis-jenis musik yang bisa diajar kembangkan, yaitu: Seni Marawis, Nasyid, Paduan Suara, Gitar (Besar/Ukulele), dan lain-lain
- Metode Tamyiz atau Tashrifan
- Seni Angklung, Calung, dan Gamelan/Gending Sunda
- Group Band, bila memungkinkan
APA SAJA YANG DIBUTUHKAN
Untuk
mendukung program Apektif di atas, agar target
capaiannya maksimal, maka setidak-tidaknya diperlukan sarana pendukung,
antara lain:
- Guru Pendamping Khusus Tahfidz khusus putra dan putri
- Buku Panduan Doa-doa Harian, Wiridz, Dzikir, Asmaul Husna dan doa-doa lainnya
- Buku Prestasi/Kontrol Tadarus Al Qur’an
- Buku Prestasi/Kontrol Hafalan/Tahfidz Al Qur’an
- Buku Prestasi/Kontrol Hafalan Doa Harian, Wirid, Dzikir dan Asmaul Husna
- Seperangkat Alat Seni Marawis
- Gitar Ukulele minimal 5 buah
- Gitar biasa minimal 3 buah
- Seperangkat Alat Band (Guitar Elektrik, Drum, Chuck (Speaker Aktif), Keyboard dan lain-lainnya
- Ruangan Studio Musik Khusus
SUMBER DAYA GURU
Sumber
Daya Guru, termasuk salah satu komponen penting tercapainya tujuan ideal di
atas. Oleh karenanya, dibutuhkan guru dengan beberapa kriteria sebagai berikut
:
- Aktualisasi Diri. Mengajar atau mendidik, bukan dianggap sebagai beban, melainkan sebuah proses memperindah, memperluas dan memperdalam eksistensi dan aktualisasi diri agar menjadi manusia yang bermanfaat dan maslahat,
- Semangat Belajar. Bersama-sama dengan siswa, memproses diri untuk menjadi pembelajar sejati,
- Semangat Berubah Maju. Tiada hari tanpa belajar. Ada proses timbal balik antara guru dan siswa. Siswa belajar dari guru, dan guru belajar dari siswa. Sehingga proses pembelajaran menjadi pengalaman, pengetahuan, tabungan bekal sekaligus kearifan, untuk melakukan program pembelajaran yang sama di tempat lain, manakala sudah tidak lagi aktif mengajar di SMP Ahsana Tarbiyatun Nisaa.
- Dinamis, Atraktif, Ekspresif, Rensponsif dan Kreatif. Sosok guru yang tidak pernah diam, untuk terus merekayasa dan mempertajam program-program pembelajaran, agar lebih baik, berkembang, maju dan lebih sempurna lagi.
- Program Pembinaan dan Pelatihan Guru. Untuk meningkatkan kualitas guru, maka program pembinaan, pelatihan, dan evaluasi, merupakan kegiatan rutin yang harus dilakukan, minimal satu tahun sekali.
KEGIATAN AKHIR TAHUN
Merupakan
puncak perayaan, promosi, publikasi sekaligus pameran ragam hasil karya siswa
untuk diperlihatkan ke orangtua, masyarakat, tokoh pendidik, instansi
terkait, donator, simpatisan dan para
dermawan.
- Rihlah Ilmiah atau Study Tour. Sebagai sarana rekreasi plus relaksasi bagi para siswa dan guru. Idealnya diadakan satu tahun sekali.
- Outbond bersama
- Pameran Hasil Karya Siswa: Menampilkan ragam hasil karya siswa
- Pentas Pertunjukan Seni dan Hiburan Siswa: Seni Marawis, Paduan Suara, Pidato, Nasyid, Silat, Pantomim, Sulap, Drama dan lain-lainnya
- Acara Prosesi Wisuda/Pelepasan Kelas IX
PENDANAAN
Semua
program di atas, tentu saja tidak terlepas dari kebutuhan dana yang tidak
sedikit. Kaitan dengan Pendanaan ini,
bisa dilakukan dengan mengeksplorasi sumber-sumber dana, antara lain:
- Bayaran Siswa: Pendaftaran Awal, Pendaftaran Ulang, SPP Rutin Bulanan
- Namun bila yang pertama tidak terpenuhi, maka perlu dicari sumber-sumber dana lain, antara lain:
- Orang tua asuh
- Donatur/Dermawan Rutin bulanan
- Kas Yayasan
- Subsidi Silang dari UPT Pendidikan yang lebih dulu berkembang dan mandiri
- Hasil Usaha Siswa: Jual beli, Manggung Hiburan, Mengajar, Ceramah dan lain-lainnya
- Kotak Infaq yang disebar di berbagai tempat
- Bantuan Pemerintah: BOS, RKB dan lain sebagainya
- Proposal Kegiatan Insidental
- Sumber-sumber dana lain yang halal dan tidak mengikat
- Penyebaran Brosur atau Liflet Khusus yang memuat program SMP Ahsana Tarbiyatun Nisaa, dibuat dengan full color, eksentrik dan artistik, agar menarik minat donasi.
- Sumber-sumber dana lain yang halal dan tidak mengikat.
PENUTUP
Pepatah
bijak Dalai Lama mengatakan,
Jaga fikiran, karena akan jadi perkatan. Jaga perkataan, karena
akan jadi perbuatan. Jaga perbuatan, karena akan jadi Kebiasaan. Jaga
kebiasaan, karena akan jadi karakter/watak, dan jaga karakter/watak, karena
akan jadi nasib. Jadi nasib
seseorang, sangat ditentukan oleh fikirannya.
Fikiran negative, pesimis, malas, mudah menyerah mengeluh,
asal-asalan, stagnan/tidak mau berubah, apatis, dan kebiasaan
menyalahkan, akan menghasilkan nasib
yang sama, baik menyangkut perorangan, lembaga ataupun masyarakat. Sebaliknya, fikiran positif, semangat, pantang menyerah, terbuka selalu mencoba, berusaha ingin maju, akan melahirkan nasib
yang sama pula.
Mengelola
lembaga usaha ataupun pendidikan, apapun jenisnya, kalau ingin maju dan
berkembang, butuh konsentrasi, energy, dan keseriusan. Ibarat mengasuh bayi
atau balita, butuh perawatan, pemeliharaan dan perhatian khusus. Oleh karenanya, semangat “ngulik”
harus menjadi bagian dari proses pengelolaan, pengembangan dan penerapan KBM di
SMP Ahsana Tarbiyatun Nisaa. Dengannya, akan terbuka pintu-pintu kemajuan, kepuasan
dan kesejahteraan.
Lebih
dari itu, walau SMP secara struktur kelembagaan formal sekolah, masih dalam katagori pendidikan dasar 9 tahun,
namun visi, misi, serta isi bobot materi pembelajaran dan pemberdayaan
yang akan diberikan, seperti sebuah
pusat pendidikan, pelatihan dan pembinaan calon-calon pemimpin di masa depan. Dengan kata lain, walau secara biologis,
masih termasuk katagori usia anak-anak, namun secara ideologis dan sosiologis,
siswa-siswi SMP Ahsana Tarbiyatun Nisaa diproyeksikan untuk menjadi
pribadi-pribadi inspiratif, kreatif, produktif, progresif dan mandiri yang
memberikan manfaat dan maslahat di tempatnya masing-masing.
Untuk
itu, kerjasama, kritik, saran, evaluasi dan diskusi terbuka, dengan berbagai
pihak yang memiliki kompeten dan kepedulian, harus dikembangkan, dijaga dan
dipelihara, sehingga kualitas SMP Ahsana Tarbiyatun Nisaa makin melesat
bergerak maju. Harapan terwujudnya lembaga pendidikan kader da’i/da’iyat muda,
benar-benar mewujud nyata.
Mudah-mudahan
apa yang diniatkan dan direncanakan, menjadi bagian dari semangat pengabdian
kepada Allah SWT, sebagai upaya memelihara estafeta risalah Islam dan menjaga
kelestarian Al Qur’an di masa depan. Dengannya, semoga berkah dan ridho Allah
SWT didapatkan. Insya Allah…..
Bogor, Awal Agustus 2017
0 komentar
Posting Komentar