top
down

Kisah Mullah Nasruddin-1

Diposting oleh Tarbiyatun Nisaa - Selasa, 13 April 2010, 17.39 Kategori: - Komentar: 8 komentar

Pada edisi postingan kali ini, kita akan nikmati beragam kisah dari Mullah Nasruddin, seorang tokoh sufi "nyeleneh" yang lucu, jenius, cerdas tapi sedikit usil. Sebenarnya siapakah Mullah Nasruddin ini? Banyak versi yang beredar di kalangan sejarawan, tentang asal muasal tokoh ini. Ada yang mengatakan ia berasal dari Mesir, ada juga berpendapat masih berasal dari tanah Arab. Namun sampai sekarang perdebatan soal tokoh ini tidak pernah selesai, bahkan ada yang berpendapat, tokoh Nasruddin hanyalah fiktif belaka. Ketokohannya mirip Abu Nawas, yang hidup pada zaman kekhalifahan Iskandar Zulkarnaen, dinasti Abbasiyah. Ada sebagian lain yang berpendapat bahwa Nasruddin adalah seorang sufi yang hidup di kawasan sekitar Turki pada masa kekhalifahan Islam akhir hingga penaklukan Bangsa Mongol. Namun terlepas dari semua itu, kisah unik Nasruddin telah banyak memberikan inspirasi dan pencerahan, tidak saja di kalangan kaum muslimin, namun banyak pula orang barat (kaum orientalis) yang tertarik dengan ketokohannya, sehingga banyak buku yang diterbitkan berkaitan dengan dirinya. Idris Shah, adalah salah satu penulis terkenal yang mengangkat tokoh ini di kalangan masyarakat Indonesia. Sewaktu masih sangat muda, Nasrudin selalu membuat ulah yang menarik bagi kawan-kawannya, sehingga mereka sering lalai akan pelajaran sekolah. Maka gurunya yang bijak bernubuwat: "Kelak, ketika engkau sudah dewasa, engkau akan menjadi orang yang bijak. Tetapi, sebijak apa pun kata-katamu, orang-orang akan menertawaimu." Berikut ini, kita akan simak kisah-kisah uniknya. Semoga terinspirasi....
Jatuh Ke Kolam
Mullah Nasruddin hampir terjatuh ke kolam. Tapi orang yang tidak terlalu dikenal berada di dekatnya, dan kemudian menolongnya pada saat yang tepat. Namun setelah itu, setiap kali bertemu Mullah Nasruddin orang itu selalu membicarakan peristiwa itu, dan membuat Mullah Nasruddin berterima kasih berulang-ulang. Suatu hari, untuk yang kesekian kalinya, orang itu menyinggung peristiwa itu lagi. Mullah Nasruddin mengajaknya ke lokasi, dan kali ini Mullah Nasruddin langsung melompat ke air.
"Kau lihat! Sekarang aku sudah benar-benar basah seperti yang seharusnya terjadi kalau engkau dulu tidak menolongku. Sudah, pergi sana!"

Semuanya Benar
Mullah Nasruddin sedang menjadi hakim di pengadilan kota. Mula-mula ia mendengarkan dakwaan yang berapi-api dengan fakta yang tak tersangkalkan dari jaksa. Setelah jaksa selesai dengan dakwaannya, Mullah Nasruddin berkata,"Aku rasa engkau benar."
Petugas majelis membujuk Mullah Nasruddin, mengingatkan bahwa terdakwa belum membela diri. Terdakwa diwakili oleh pengacara yang pandai mengolah logika, sehingga Mullah Nasruddin kembali terpikat. Setelah pengacara selesai, Mullah Nasruddin kembali berkata, "Aku rasa engkau benar."
Petugas mengingatkan Mullah Nasruddin bahwa tidak mungkin jaksa betul dan sekaligus pengacara juga betul. Harus ada salah satu yang salah! Mullah Nasruddin menatapnya lesu, dan kemudian berkata,"Aku rasa engkau benar."

Menjual Tangga
Nazarrudin mengambil tangganya dan menggunakannya untuk naik ke pohon tetangganya. Tetapi sang tetangga memergokinya.
"Sedang apa kau, Mullah Nasruddin ?"
Nazarrudin berkata, "Aku ... punya sebuah tangga yang bagus, dan sedang aku jual."
"Dasar bodoh. Pohon itu bukan tempat menjual tangga!" kata sang tetangga, marah.
Mullah Nasruddin bergaya filosof. "Tangga, bisa dijual di mana saja."

Seperti Wujudmu
Mullah Nasruddin sedang merenungi harmoni alam, dan kebesaran Penciptanya.
"Oh kasih yang agung.
Seluruh diriku terselimuti oleh-Mu.
Segala yang tampak oleh mataku.
Tampak seperti wujud-Mu."
Seorang tukang melucu menggodanya, "Bagaimana jika ada orang buruk dan bodoh lewat di depan matamu?"
Mullah Nasruddin berbalik, menatapnya, dan menjawab,"Tampak seperti wujudmu."

Baju Dan Kuda
Mullah Nasruddin diundang berburu, tetapi hanya dipinjami kuda yang lamban. Tidak lama, hujan turun deras. Semua kuda dipacu kembali ke rumah. Mullah Nasruddin melepas bajunya, melipat, dan menyimpannya, lalu membawa kudanya ke rumah. Setelah hujan berhenti, dipakainya kembali bajunya. Semua orang takjub melihat bajunya yang kering, sementara baju mereka semuanya basah, padahal kuda mereka lebih cepat.
"Itu berkat kuda yang kau pinjamkan padaku," jawab Mullah Nasruddin ringan.
Keesokan harinya, cuaca masih mendung. Mullah Nasruddin dipinjami kuda yang cepat, sementara tuan rumah menunggangi kuda yang lamban. Tak lama kemudian hujan kembali turun deras. Kuda tuan rumah berjalan lambat, sehingga tuan rumah lebih basah lagi. Sementara itu, Mullah Nasruddin melakukan hal yang sama dengan hari sebelumnya.
Sampai rumah, Mullah Nasruddin tetap kering.
"Ini semua salahmu!" teriak tuan rumah, "Kamu membiarkan aku mengendarai kuda lamban itu!" "Masalahnya, kamu berorientasi pada kuda, bukan pada baju."

Pada Sebuah Kapal
Mullah Nasruddin berlayar dengan kapal besar. Cuaca cerah menyegarkan, tetapi Mullah Nasruddin selalu mengingatkan orang akan bahaya cuaca buruk. Orang-orang tak mengindahkannya. Tapi kemudian cuaca benar-benar menjadi buruk, badai besar menghadang, dan kapal terombang ambing nyaris tenggelam. Para penumpang mulai berlutut, berdoa, dan berteriak-teriak minta tolong. Mereka berdoa dan berjanji untuk berbuat sebanyak mungkin kebajikan jika mereka selamat.
"Kawan-kawan!" teriak Mullah Nasruddin. "Jangan boros dengan janji-janji indah! Aku melihat daratan!"

Pengumuman
Mullah Nasruddin kehilangan sorban barunya yang bagus dan mahal. Tidak lama kemudian, Mullah Nasruddin tampak menyusun maklumat yang menawarkan setengah keping uang perak bagi yang menemukan dan mengembalikan sorbannya.
Seseorang protes, "Tapi penemunya tentu tidak akan mengembalikan sorbanmu. Hadiahnya tidak sebanding dengan harga sorban itu."
"Nah," kata Mullah Nasruddin, "Kalau begitu aku tambahkan bahwa sorban itu sudah tua, kotor, dan sobek-sobek."

Maklumat
Ada kabar angin bahwa Mullah Mullah Nasruddin berprofesi juga sebagai penyelundup. Maka setiap melewati batas wilayah, penjaga gerbang menggeledah jubahnya yang berlapis-lapis dengan teliti. Tetapi tidak ada hal yang mencurigakan yang ditemukan. Untuk mengajar, Mullah Mullah Nasruddin memang sering harus melintasi batas wilayah.
Suatu malam, salah seorang penjaga mendatangi rumahnya. "Aku tahu, Mullah, engkau penyelundup. Tapi aku menyerah, karena tidak pernah bisa menemukan barang selundupanmu. Sekarang, jawablah penasaranku: apa yang engkau selundupkan?"
"Jubah," jawab Mullah Nasruddin, serius.
Pemberitahuan
Dalam pengembaraannya, Mullah Nasruddin singgah di ibukota. Di sana langsung timbul kabar burung bahwa Mullah Nasruddin telah menguasai bahasa burung-burung. Raja sendiri akhirnya mendengar kabar itu. Maka dipanReferensi: Dari berbagai sumberggillah Mullah Nasruddin ke istana. Saat itu kebetulan ada seekor burung hantu yang sering berteriak di dekat istana. Bertanyalah raja pada Mullah Nasruddin, "Coba katakan, apa yang diucapkan burung hantu itu!"
"Ia mengatakan," kata Mullah Nasruddin, "Jika raja tidak berhenti menyengsarakan rakyat, maka kerajaannya akan segera runtuh seperti sarangnya."
Referensi: Dari berbagai sumber
Pengumuman
Sekolah Islam Terpadu (SIT) Tarbiyatun Nisaa Bogor, Sekolah berbasis karakter, kesadaran Lingkungan dan Akhlak Islami. Membuka kembali pendaftaran siswa/siswi baru T.A. 2010/2011, untuk tingkat: RA/TKQ-SDIT-SMP-TKQ/TPQ. Dibuka sejak bulan Maret s/d Juni 2010. Dan menerima pendaftaran mahasiswi baru program 1 tahun terampil LPPGTKQ (Lembaga Pengembangan Profesi Guru TK. Al Qur'an). Dibuka sejak Maret s/d April 2010, Kuliah dimulai Bulan Mei 2010.

8 komentar:

  1. Semoga terinspirasi, agar lebih arif, bijak dan cerdas dalam memandang persoalan hidup...

    BalasHapus
  2. Kisah menghibur sekaligus pencerahan!

    BalasHapus
  3. Memang kita dapat belajar banyak dari kisah-kisahnya yang lucu dan menarik! Tanpa menggurui!

    BalasHapus
  4. Betul sekali shobat, kadang sebuah cerita yang menarik, lebih meresap daripada ribuan kata-kata ceramah menggurui yang terucap....terima kasih atas komentnya...hayooo maju terusss...semangatttt....

    BalasHapus
  5. Kisah nasrudin memang moal aya beakna lur. Siiplah

    BalasHapus
  6. Hehe... emang lucu... sebenarnya, org jenius tdk hanya didominasi dlm pengetahuan science azzaa, tpi jga dlm hal kerohanian... makin tinggi ilmunya, biasanya makin aneh, krn yg dimilikinya melebihi dr org2 kebanyakan... Okelah kalaw begituw, smoga tambah sukses bwt kang Iman...

    BalasHapus
  7. mkasih bunda Oyah...moga salonnya tambah laris makin berkah...Amieen....

    BalasHapus
  8. mkasih mas Fajar...terus berkreasi dan berinovasi...semangatttt....

    BalasHapus