BERPACU DENGAN WAKTU
Pepatah Arab mengatakan,
الآتى قريب والماضى بعيد
Waktu yang akan datang sangatlah dekat,
Waktu yang terlewat, amatlah jauh
Waktu terus berjalan ke depan, dan takkan mundur terulang,
apalagi berputar ke belakang. Usia seseorang, hakikatnya bukan bertambah,
melainkan berkurang. Dan ujungnya adalah kematian. Manusia adalah makhluk tiga
dimensi, ia terikat oleh ruang, waktu dan bentuk. Selama ia hidup, maka
selamanya ia terikat olehnya. Sebaik-baik manusia, dialah yang mengerti,
memahami dan mampu memaknai waktu yang masih ada dan tersisa. Orang yang sukses dan bahagia, dialah yang memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, sebaliknya
orang yang rugi, dialah yang tidak pernah berubah, dan akhirnya tergerus oleh
waktu yang tak pernah kompromi sedikitpun.
Setiap manusia, diberikan waktu
hidup yang sama, 24 jam sehari semalam, tanpa ada yang dibeda-bedakan, ditambah
atau dikurangkan. Setiap jam terdiri dari 60 menit, setiap menit 60 detik. Kalau waktu diberikan sama, terus kira-kira
apa yang membedakan orang sukses bahagia dan berhasil dengan orang yang gagal terpental?
Jawabannya adalah mindset atau cara pandang terhadap waktu, pemanfaatan, usaha dan kerja keras, pendidikan,
pengasuhan orangtua, budaya, kebiasaan, ideology, pergaulan dan lain sebagainya.
Mindset sukses melahirkan
kebiasaan, pekerjaan, usaha dan keseriusan menjalani proses untuk sukses dan
berhasil. Sebaliknya, mindset gagal, lahirkan kebiasaan menunda-nunda,
berleha-leha, asal-asalan, tidak semangat, tidak bergairah, ketidak seriusan
dan ketidak sabaran untuk menjalani proses menuju sukses. Padahal waktu terus
menerus berjalan, tidak berhenti, dia akan menggerus siapa saja, menyedot
setiap orang, berputar, menggelinding terus menerus tanpa henti, sampai akhir
kehidupan. Pilihan ada pada manusia, mau memanfaatkan waktu, atau waktu yang
memakan hidupnya tanpa sisa.
Kesempatan itu hanya datang satu
kali, saat ini, di dunia ini, saat masih
hidup, selebihnya adalah sehat, ada kesempatan, otak fikiran masih jalan, raga masih
kuat menyangga, ditambah suasana aman dan nyaman, dan lain sebagainya. Jadi
tidak alasan untuk tidak sukses, kaya, bahagia, sejahtera, makmur dan sentosa.
Focus sekarang adalah hidup untuk masa depan yang lebih baik. Kesempatan untuk
menjadi orang berguna, bermanfaat, bernilai lebih dan sejahtera, tetap
terbuka. Jangan berikan kesempatan leha,
malas, lemah, letih, lesu, keluh dan cepat menyerah, bersemayam di balik rasa,
jiwa, sukma dan raga.
Karena, kalau orang sudah mati
tiada, tidak ada lagi kesempatan kedua untuk melakukan apapun. Kalau dia orang sholehh dan baik,
dia akan menyesali kenapa tidak maksimal dan sepenuhnya berbuat baik, sebaliknya, bila dia orang
jahat, dholim dan sesat, maka selamanya, dia akan menyesali kesesatannya, tanpa
bisa lagi kembali ke asal untuk memperbaiki atau bertaubat karenanya.
Itulah prinsip hidup, lakukan saja, bergerak
terus jangan diam. Sekali diam, maka akan dilindas dan digerus oleh waktu.
Bergerak dan mengalirlah seperti air. Air yang mengalir, terasa menyegarkan,
sebaliknya, air yang diam tergenang, akan bau membusuk dan bertabur penyakit.
Wallahu a'lam bishowab......
0 komentar
Posting Komentar